SOME TOOLS 2
1. Ballon Whisk
Di laboratorium, kompor (umumnya dengan elemen pemanas)
biasanya digunakan untuk memanaskan bahan yang diuji dalam percobaan.
Whisk ini sangat berguna untuk mengocok adonan kering yang
dicampur ke adonan cair. Juga efektif untuk mengocok telur.
Whisk ini biasanya terbuat dari stainless, namun ada juga
yang berlapis silicon. Kalau yang silicon biasanya rada lemes, jadi kalau mau
digunakan untuk mengocok adonan yang rada liat, sebaiknya pakai yang terbuat
dari stainless jadi lebih kokoh dan kuat untuk mengocok adonan.
2. Strainer
Strainer atau saringan adalah alat yang digunakan untuk
memisahkan bagian yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya, dari dalam bahan
curah dan bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil dan bahan adonan atau
campuran dari cairannya.[1] Alat ini digunakan secara luas di dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi (di dalam laboratorium pangan, laboratorium bahan
bangunan, laboratorium tanah, di lapangan pengujian tanah, dan sebagainya) dan
di dunia kuliner. Selain untuk memisahkan bahan berbentuk bubuk atau curah,
saringan juga digunakan untuk memisahkan bahan adonan atau campuran dari
cairannya, misal ketika membuat santan secara tradisional. Ayakan dapat terbuat
dari logam, polimer, serat tanaman (benang katun, yute, dan sebagainya), dan
kayu.
3. Stove
Kompor (dari bahasa Belanda: komfoor) adalah alat masak yang
menghasilkan panas tinggi. Kompor mempunyai ruang tertutup / terisolasi dari
luar sebagai tempat bahan bakar diproses untuk memberikan pemanasan bagi
barang-barang yang diletakkan di atasnya. Kompor diperkenalkan sejak masa
kolonial, sehingga menggunakan bahan bakar cair (terutama minyak tanah atau
spiritus bakar), gas (dalam bentuk padatan cair LPG atau lewat pipa saluran),
atau elemen pemanas (dengan daya listrik). Kompor biasanya diletakkan di dapur
atau laboratorium.
Alat pemanas dengan fungsi serupa kompor tetapi menggunakan
bahan bakar padat seperti arang atau batu bara dengan ruang pemanas terbuka di
Indonesia disebut anglo.
Komentar
Posting Komentar